SYDNEY, INDONESIATODAYS.ID – Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney, yang bertanggung jawab atas wilayah New South Wales, Queensland, dan South Australia, telah aktif melaksanakan berbagai program sosialisasi kepada masyarakat Diaspora Indonesia. Program-program ini dirancang untuk memberikan informasi tentang berbagai tahapan Pemilu 2024, serta memperkenalkan prosedur terbaru terkait dengan proses pindah memilih.
Julie Umboh, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney, mengungkapkan bahwa PPLN Sydney memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pemilihan umum bagi warga negara Indonesia di luar negeri. Sejak pelantikan mereka pada Februari 2023, PPLN Sydney telah berupaya intensif dalam mensosialisasikan berbagai tahapan Pemilu. Ini termasuk pembentukan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (pantarlih) yang bertugas melakukan pencocokan dan penelitian, penyusunan Daftar Pemilih Tetap (DPT), hingga pengurusan proses pindah memilih.
Julie juga menginformasikan bahwa proses verifikasi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) masih berlangsung, dengan ribuan pemilih terlibat dalam proses pindah memilih. Julie menegaskan, “Kenyataan bahwa ribuan orang terlibat dalam proses DPTb membuktikan bahwa informasi ini telah tersedia secara luas. Jadi, ketika Acha Sinaga menyebut ada kekurangan informasi, hal itu tidak sesuai dengan realitas dan kurang bijaksana,” ungkapnya.
Menyusul pernyataan Julie Umboh, Faruq Ibnul Haqi, anggota PPLN Sydney yang bertanggung jawab atas sosialisasi, menekankan bahwa PPLN telah aktif melakukan sosialisasi ke komunitas Indonesia di wilayah kerjanya. Faruq menjelaskan bahwa upaya sosialisasi ini tidak hanya terfokus pada area New South Wales, khususnya Sydney, tetapi juga meluas ke lokasi seperti New Castle, Campbeltown, Wollongong, Macquarie, Mount Druitt, Adelaide, Brisbane, Gold Coast, dan Townsville. Tujuan utamanya, kata Faruq, adalah untuk memastikan penyebaran informasi yang efektif tentang Pemilu 2024 kepada masyarakat diaspora Indonesia di berbagai wilayah tersebut.
Faruq Ibnul Haqi juga memberikan tanggapannya terhadap postingan viral Acha Sinaga yang hangat menjadi perbincangan. Faruq menilai narasi yang disampaikan Acha dalam postingannya sebagai menyesatkan dan tidak akurat. Acha mengklaim bahwa dia tidak bisa berpartisipasi dalam pemungutan suara Pemilu di Sydney, Australia. Faruq menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak berdasar, mengingat Pemilu baru akan diselenggarakan pada 10 Februari 2024. Kok bisa sudah menyimpulkan tidak bisa mencobos, ungkap Faruq.
PPLN Sydney Tekankan untuk Jaga Kondusifitas Jelang Pemilu 2024
Faruq juga menyatakan kekecewaannya terhadap postingan Acha Sinaga, menganggapnya tidak mencerminkan realitas upaya PPLN Sydney. Menurutnya, PPLN Sydney telah melakukan sosialisasi intensif mengenai tahapan Pemilu kepada masyarakat Diaspora, termasuk inisiatif langsung dengan mendatangi komunitas-komunitas di Sydney. Faruq menambahkan, “Saya pribadi menjadi bingung, bagaimana bisa muncul pernyataan seperti itu dari Acha yang notabene seorang public figure?” Ungkapnya.
Anggota PPLN Sydney yang membidangi sosialisasi ini juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data, Acha tercatat sebagai DPT di salah satu TPS di Jakarta Pusat. Oleh karena itu menurut aturan, jika Acha ingin memanfaatkan hak pilihnya, seharusnya ia memilih di TPS tersebut. Namun Faruq menegaskan kembali bahwa PPLN Sydney telah memberi kesempatan kepada seluruh WNI yang memenuhi syarat untuk pindah memilih sejak Juni 2023. “Keterlambatan Acha dalam mendapatkan informasi tidak dapat dijadikan alasan untuk mengklaim minimnya informasi dari PPLN Sydney. Kami telah mensosialisasikan proses ini sejak pertengahan tahun,” ujarnya.
Faruq juga menganalogikan bahwa ribuan WNI sudah dalam proses verifikasi Daftar Pemilih Tambahan (DPTb). Ribuan orang telah mengurus DPTb ini, dengan begitu secara tidak langsung telah membantah apa yang dikatakn Acha Sinaga mengenai minimnya informasi. Faruq justru mempertanyakan motif di balik pernyataan tersebut, bahkan menyiratkan kemungkinan apati dari pihak Acha. Ia Kembali menegaskan bahwa bagi WNI di Sydney yang belum terdaftar, masih tersedia peluang untuk memberikan suara melalui Daftar Pemilih Khusus (DPK). Syarat-syaratnya meliputi pendaftaran satu jam sebelum penutupan TPS dan ketersediaan surat suara. Faruq menekankan bahwa kesempatan ini terbuka bagi semua WNI yang belum terdaftar, baik di DPT maupun DPTb, tanpa terkecuali, terlepas dari profesi mereka.
Faruq mengajak semua pihak, terutama mereka yang memiliki banyak pengikut, untuk terlibat aktif dalam menciptakan suasana yang kondusif menjelang Pemilu 2024. “Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa pesta demokrasi ini berlangsung dalam suasana yang positif dan kondusif, bukan sebaliknya,” tegas Faruq.