BEKASI, INDONESIATODAYS.ID – Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya dituntut keaktifannya saja tapi juga kreatifitasnya, karena kreatifitas dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Gebyar P5 merupakan bagian program dari kurikulum merdeka dan kegiatan gebyar P5 adalah kegiatan rutin yang memiliki tema beraneka ragam dalam tiap angkatan kelas di sekolah khusus pendidikan tingkat menengah pertama (SMP).
Ada 7 tema dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) program yang dirancang Kemendikbudristek sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Adapun program ini diterapkan dengan menggunakan paradigma baru, yakni melalui pembelajaran berbasis projek.
“Setelah mereka selesai satu semester melakukan kegiatan P5, masing-masing kelas mengusung tema berbeda dalam kegiatan Gebyar P5 yang diadakan tiap tahunnya. Saat ini kelas 7 mengusung tema kearifan lokal, kelas 8 mengambil tema Bhineka tunggal Ika, kelas 9 pada tema ke wirausahaan,” ujar Kepala Sekolah SMPN 5 Bekasi, Sri Mulyani, M.Pd, M.P.P.
Menurutnya, yang diambil dalam kegiatan implementasi tentu pada pendidikan karakter yang menjadi pondasi kegiatan P5 seperti berakhlak mulia, berketuhanan yang maha esa, bernalar intuitif, kreatif, gotong royong, mandiri dan kegitan tersebut adalah bagian implementasi yang ditanamkan pada anak-anak didik di pembelajaran merdeka.
Penciptaan kreatifitas pada acara gebyar P5 semuanya dilakukan pelajar siswa dan siswi SMPN 5 Bekasi dilakukan atas kreatifitas sendiri dengan bimbingan guru seni dan guru mata pelajaran lainnya yang kompeten pada kegiatamn tersebut.
“Kelas tujuh misalnya angkat masalah kearifan lokal, mereka lakukan kegiatan membatik yang penggambaran dalam ide batiknya bernuansa kearifan lokal kota Bekasi seperti gabus yang merupakan bagian utama bahan kuliner kota bekasi, selain bir pletok dan lain-lain yang digambarkan dalam batik yang dibuat”. Tambah Sri.
Ada yang menarik pada tema yang diusung pada kelas 7 yang mengambil tema gaya hidup berkelanjutan dan kearifan lokal. Dengan mengambil barang-barang bekas seperti kantong kresek dimodifikasi dan dijadikan barang yang bermanfaat seperti sebuah gaun yang dipertunjukan lewat sebuah fashion show di acara gebyar P5.
Selain munculnya ide dan inovasi, diharapkan juga menjadi bagian untuk memunculkan kreatifitas sang anak didik dari barang yang tak terpakai menjadi barang yang bisa dimanfaatkan kembali.
Kelas 8 sendiri mengusung tema suara demokrasi dan rekayasa teknologi dengan membuat orasi juga mengimplementasikan pada penggambaran ekspresi dalam cerita mewakili pemilihan OSIS sekolah dalam bentuk komik. Baik pembuatannya lewat teknologi digital maupun manual dengan teknik sketching dan ilustrasi serta pewarnaan manual/analog, serta untuk kelas 9 tema yang di angkat bangunlah jiwa raga.