GARUT, INDONESIATODAYS.ID- Sekitar 230 ton sampah per hari masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.
Ke 230 ton sampah itu diangkut oleh 38 armada yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, 10 kendaraan pengangkut sampah yang ada di kecamatan, termasuk sampah yang dibuang langsung oleh masyarakat umum ke TPA Pasirbajing.
Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Garut menilai pengelolaan sampah di wilayahnya masih belum optimal. Saat ini, masih masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya pemilahan antara sampah organik dan anorganik.
Terkait hal tersebut diatas, Selasa 27 Februari 2024 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut mengadakan acara HPSN 2024 yang dihadiri oleh Pj Bupati Garut Barnas Adjidin. Dalam acara ini Barnas menegaskan komitmennya untuk menjadikan Garut bersih dari sampah. Kebijakan dalam pengelolaan sampah sangat penting guna penyakit, bencana, dan meningkatkan daya tarik wisata Kabupaten Garut.
Ia mengungkapkan untuk menciptakan kebersihan diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang bisa mengelola sampah secara baik, jika tidak dikelola dengan baik, menurutnya sampah ini akan menjadi persoalan, sementara jika dikelola dengan baik maka akan mengurangi dampak terhadap pencemaran lingkungan.
Oleh karenanya, HPSN 2024 merupakan momentum untuk Kabupaten Garut bersih dari sampah.
“Saya mengharapkan bahwa di hari peduli sampah nasional ini tidak hanya slogan, tapi merupakan momentum untuk kita bersih dari sampah,”ujarnya
Acara puncak HPSN Tingkat Kabupaten Garut Tahun 2024, selain ditandai dengan penandatanganan fakta integritas pengelolaan sampah secara mandiri oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, juga digelar Talkshow HPSN 2024 dengan tema “Menuju Garut Zero Waste”.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah, pihaknya fokus pada pengelolaan sampah plastik menjadi bahan produktif dan menekankan komitmen bersama menuju Garut Zero Waste.
“Nah, kami Dinas Lingkungan Hidup merasa ini sangat penting membuat komitmen fakta integritas ini, karena apa ? karena kami menyadari dinas lingkungan hidup tidak bisa semuanya dilakukan, kami butuh kolaborasi dengan tadi kecamatan, desa, dan kelurahan, tentu saja dibantu oleh RT/RW,” katanya.
“sampah organik harusnya bisa diolah menjadi kompos maupun jadi media pakan magot. Sementara sampah anorganik dapat diidentifikasi untuk nilai ekonomi atau diolah melalui bank sampah,”tutur Ai Rachmawati saat ditemui dalam acara HPSN 2024
Dalam talkshow menghadirkan narasumber Dr. Giyatno dari Pemkab Ciamis seorang birokrat sudah lama malang-melintang di bidang lingkungan hidup, dan terlibat dalam peraihan Adipura oleh Kabupaten Ciamis yang telah berhasil meraih gelar Adipura sebanyak 10 kali.
“Kita belajar dari apa yang tadi disampaikan oleh Pak Giyatno (sebagai) narasumber, saya kira itu bisa kita implementasikan gitu ya, jadi tidak salah lah, kita tidak terlambat untuk terus belajar dari apa yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Ciamis, untuk bisa diterapkan di Kabupaten Garut,” tuturnya.