JAKARTA, INDONESIATODAYS.ID – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) optimistis Kurikulum Merdeka dapat diterapkan menjadi kurikulum nasional pada akhir bulan Februari tahun 2024. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menyatakan sebanyak 80 persen sekolah di semua jenjang di seluruh Indonesia sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
“80 persen sekolah di Indonesia sudah mengadopsi Kurikulum Merdeka untuk menggantikan kurikulum sebelumnya, hal ini terus berkembang sejak awal 2022, saat Kurikulum Merdeka kita kenalkan kepada satuan pendidikan,”ujar Anindito
Selanjutnya, pada tahun 2022, Kemendikbudristek membuka pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka kepada setiap satuan pendidikan. Hasilnya, sebanyak 140 ribu satuan pendidikan secara sukarela menerapkan Kurikulum Merdeka. Untuk tahun ini, kata dia, Kemendikbudristek kembali membuka pendaftaran yang menarik 160 ribu satuan pendidikan. Secara total, lebih dari 300 ribu satuan pendidikan sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Bahkan, sebelum Kurikulum Merdeka ini ditetapkan sebagai kurikulum nasional, data menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka diterima dengan baik oleh satuan pendidikan” kata Anindito. Ia memastikan Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk merancang kurikulum operasional yang sesuai dengan visi, misi, serta kebutuhan belajar para peserta didik.
Guna mempermudah pendidik dalam menerapkan Kurikulum Nasional, Kemendikbudristek menyediakan ragam contoh kurikulum operasional, modul ajar, dan dokumen lainnya di Platform Merdeka Mengajar.
“Tidak ada kewajiban bagi satuan pendidikan untuk membuat dokumen-dokumen baru dari nol. Perubahan kurikulum ini bukan soal administrasi, tetapi perbaikan kualitas pembelajaran”ujar Nino.
Implementasi Kurikulum Merdeka juga disambut baik satuan pendidikan. Guru SD Negeri Cipete Utara 15 Jakarta Selatan Nunuk P Sulistyaningrum mengatakan Kurikulum Merdeka memiliki perbedaan dengan Kurikulum 2013, karena menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang seluasnya bagi pendidik dan peserta didik untuk berkolaborasi dalam merancang pembelajaran, mulai dari perencanaan hingga hasil yang ingin dicapai bersama.
Namun Nunuk berharap dengan adanya perubahan kurikulum ini, harus benar-benar sudah sempurna untuk di implementsikan ke sekolah dan guru-guru.
“Jadi sebenarnya agak lelah ya dengan perubahaan kurikulum, dan sekarang ingin disempurnakan. Semoga lebih baik serta mudah dipahami agar guru se-Indonesia tidak bingung dan tidak memberatkan guru-guru,”tutur Nunuk, disela-sela aktifitasnya.