28.8 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Tak Kunjung Bayar Hutang, Divisi Industri PT Indah Karya (Persero) Didemo Suplier

BONDOWOSO, INDONESIATODAYS.ID – Sekitar 11 suplier log kayu sengon yang memasok kebutuhan PT. Bondowoso Indah Plywood yang merupakan divisi PT. Indah Karya (persero) nasibnya hingga sampai saat ini belum jelas terkait sisa pembayaran sebesar 8,9M. Berbagai mediasi telah dilakukan suplier hingga demo juga telah dilakukan, tetapi manajemen PT. Bondowoso Indah Plywood seperti tutup mata sampai saat ini.

“Tujuan utama pembentukan BUMN untuk kesejahteraan rakyat. Kalau yang terjadi kebalikannya, menindas, berarti ini penjajahan gaya baru. Modal dari kami, tenaga kami, jadi seperti romusha—kerja enggak dibayar.”ujar Rudi Andiya, salah satu suplier yang memasok log ke PT. Bondowoso Indah Plywood

Siapa sangka, Bondowoso Indah Plywood (BIP) yang merupakan divisi industri PT Indah Karya (persero), yang beralamat di jalan Purbakala Desa Pekauman Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso, masih menanggung hutang kepada supplier kayu sengon.

Alih-alih membayar tunggakan hutang kepada supplier, perusahaan yang akan membangun wind turbine pada Oktober 2020 ini, ternyata telah dua kali didemo oleh suppliernya, karena hutangnya sekitar Rp 8 miliar, hingga saat ini belum dibayarkan.

Rudi Andiya, salah satu suplier yang menantikan janji pembayaran PT. Bondowoso Indah Plywood

Aksi pertama dilakukan pada bulan Juni 2020, dimana saat itu, divisi industri perusahaan yang bakal mengekspor wood pellet (PT Indah Karya) di akhir Oktober 2020 ini, masih memiliki tanggungan sebesar Rp9,9 miliar.

Kemudian aksi kedua kalinya kembali dilakukan oleh supplier, Senin (21/9/2020). Pasalnya, selama bulan Juni hingga September 2020, BIP hanya membayar 10 persen dari jumlah hutangnya. Sehingga, sampai September ini masih menanggung hutang sebesar Rp8 miliar.

Padahal, PT Indah Karya yang merupakan induk perusahaan BIP, pada 3 September 2020 kemarin telah mengekspor plywood ke Malaysia, Singapura. Bahkan, dengan menggandeng Mitra KSO Buana Kassiti Grup, perusahaan di bawah naungan BUMN ini akan mengekspor produknya ke Taiwan.

Aksi para supplier kayu sengon di depan kantor BIP, juga diikuti puluhan karyawannya. Mereka menuntut janji pembayaran kayu sengon yang sudah disalurkan sebelumnya kepada BIP.

Dalam aksinya, mereka membentangkan sejumlah spanduk yang bertuliskan sejumlah kritikan dan tuntutan. Seperti diantaranya ‘Bondowoso Indah Plywood Pabrik Tipu-tipu, Bapak Erick Thohir Tolong Kami’ dan lain sebagainya.

Ibu Karnawi, juga salah satu korban janji PT. Bondowoso Indah Plywood

Bahkan, sebagai bentuk protes, mereka memblokir jalan dengan 7 potongan kayu sengon berdiameter 40 cm. Kali ini, para pendemo tak main-main dan siap melaporkan tanggungan hutang BIP kepada Kementerian BUMN, jika tidak dilunasi.

“Langkah selanjutnya kami tetap akan tempuh sesuai jalur hukum yang berlaku. Jika BIP tak bisa memutuskan dan menyelesaikan masalah ini, nanti kami akan melangkah ke Menteri BUMN,” tegas kordinator aksi Nanang Sampurno.

Supplier asal Sragen itu, jauh-jauh datang ke Bondowoso dan melakukan aksi hanya untuk menagih hak-haknya. Karena mereka beranggapan selama ini telah dibohongi oleh pihak BIP.

“Dalam kontrak kerja pembayaran dilakukan tiap 2 minggu. Sekarang hampir 1 tahun belum dibayar. Bahkan, barang jadinya (kayu sengon, red) sudah habis,” tambahnya.

Nanang Sampurno menerangkan, jika pihak BIP juga telah berjanji akan memberikan kompensasi tambahan. Sebab, pihak supplier terpaksa berhutang agar bisnis tetap berjalan.

“Akan tetapi, hingga kini kompensasi itu tak kunjung dibayarkan juga. Semua itu hanyalah janji,” keluhnya.

Sementara itu pada 2020, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melalui Surat Kuasa Khusus (SKK) untuk menyembuhkan 21 BUMN berstatus gawat.

PPA berperan menjadi instrumen strategis pemerintah dalam meningkatkan nilai BUMN melalui restrukturisasi dan revitalisasi BUMN, pengelolaan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan, serta special situations fund (SSF).

Terlepas dari kebijakan apapun itu dari BUMN yang dinantikan:

  1. Rudi andiya
  2. Nanang s
  3. H. Rudiyanto
  4. Agus s
  5. Suryadi
  6. Madani
  7. Khoirul Anam
  8. Asep yuswana
  9. H Buari
  10. B karnawi
  11. Yani Dwi A

Adalah realisasi pembayaran dari PT. Bondowoso Indah Plywood yang merupakan divisi PT. Indah Karya (persero)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles