28 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024
spot_img

Tujuh Kehidupan Dalam Tujuh Sumur di Vihara Gayatri Depok

DEPOK, INDONESIATODAYS.ID – Di Kelurahan Cilangkap, Tapos Depok, ada sebuah Vihara yang memiliki tujuh sumur dengan khasiat yang berbeda. Keberadaan tujuh sumur tersebut sudah ada sejak Vihara berdiri di tahun 1984. Keberadaan sumur tersebut terletak di sisi kiri belakang bangunan seluas 2 hektar, atau sekitar 200 meter dari pintu gerbang utama.

Untuk dapat merasakan khasiatnya, jemaat cukup datang dan membasuh tubuh layaknya mandi, namun dianjurkan tak menggunakan sabun atau yang lain.

Aroma sio atau dupa terasa menyengat ketika masuki pelataran vihara, sejumlah jemaat terlihat khusyuk melakukan peribadatan untuk sembahyang berdoa kepada dewa, dan para leluhur. Tujuannya untuk menghapus seluruh dosa- dosa yang telah diperbuat.

Vihara Gayatri merupakan salah satu ikon tempat suci warga Depok dan sekitarnya. Luasnya mencapai 6 hektare. Hampir seluruh bagian komplek wihara dipenuhi dengan pepohonan. Sehingga, tempat itu terasa rimbun dan rindang. Tidak hanya pepohonan, lebih dari tiga kolam ikan pun dapat dijumpai di Wihara Gayatri.

Darmawan alias Cicin (58), anak Encim sekaligus pengelola Vihara Gayatri, menceritakan, pada tahun 1984, sang mama memutuskan membangun vihara tak lama setelah selesai mendirikan rumah.

“Tujuh sumur ini memiliki khasiat berbeda, namanya juga berbeda-beda. Dari awal Vihara berdiri sudah ada. Sumurnya bisa dipakai mandi, mandi seperti biasa saja. Tapi harus setiap Selasa Kliwon. Khasiatnya ada yang untuk sehat sentosa, cari jodoh, pengobatan, tolak malapetaka, sehat sentosa, dan lainnya. Jadi macam-macam, mandinya setiap Selasa Kliwon,” ujar Darmawan pengurus Vihara Gayatri.

Ketujuh sumur itu adalah :

Sumur Sri Ningsih (menerangkan lahir batin),

Sri Waras (sehat dan sentosa),

Sri Lungguh  (kedudukan derajat)

Sri Kunaratih Kumadjaya  (jodoh),

Sri Rezeki (cari rezeki),

Dewi Sri Mulyasari (pengobatan), dan

Sri Pontjo Warno  (tolak malapetaka)

Darmawan menjelaskan tradisi mandi saat Selasa Kliwon disebut Ci Sua dan sudah diatur jadwalnya oleh pengurus, cara mandinya dengan mengambil 7 gayung dari setiap sumur.

Setiap jemaat yang datang diharuskan menjaga sopan santun saat mandi, dianjurkan bersujud, dan menjaga jarak agar tak bagian tubuh tak sampai masuk sumur. Saat mandi, jemaat dianjurkan melempar satu sampai lima koin untuk menembus segala yang dilakukan selama satu tahun pancar.

“Sebelum mandi harus berniat dulu dalam hati. Ada aturannya, harus menjaga kesopanan. Kalau untuk melempar koin enggak diharuskan, itu cuman anjuran saja,” tuturnya.

Setelahnya, jemaat dapat menyelam ke kolam besar yang terletak di belakang sumur dan disebut Kolam Amerta sebanyak delapan kali.

Usai menyelam di Kolam Amerta, jemaat mandi seperti biasa lalu mengeringankan badan sebelum melakukan sembayang di tujuh tempat yang terletak depan sumur.

“Habis dari kolam yang kedelapan itu baru mandi, nanti setelah badan kering baru dapat sembayang. Jadi badan harus kering dulu baru boleh sembayang. Sembayangnya di tempat yang depan sumur itu,”ujar Darmawan.

Selain ada sumur ajaib, di dalamnya juga terdapat sejumlah fasilitas peribadatan. Di dalam vihara juga ada ruang khusus untuk memuja leluhur Pulau Jawa, seperti Semar, Prabu Siliwangi, Raden Suryakencana, dan Mbah Jepra.

 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles